Rabu, 13 Desember 2017
Penyerang Tim Liga 2 Dilepas lewat Whatsaap
"Sebelumnya kami sampaikan bahwa untuk pembentukan tim Persis 2018 hanya mempertahankan beberapa pemain."
"Kebetulan mas salah satu yang tidak dipertahankan."
"Maka kami persilahkan untuk mencari klub lain di musim 2018," isi pesan pemecatan Rudiyana.
Tak lupa manajemen Persis Solo mendoakan yang terbaik untuk Rudiyana.
Namun tampaknya, pemain yang berposisi sebagai penyerang itu kecewa.
Ia pun membalas dengan ucapan ikhlas.
"Yang penting saya sudah memprioritaskan tim ini," tulis Rudiyana.
Rudi sendiri selama memperkuat Persis Solo musim 2017, telah mencatakan tujuh gol. Selain itu dirinya juga menjadi pemain kunci kelolosan Persis ke fase 16 besar Liga 2.
Kamis, 07 Desember 2017
Memaafkan Luis Milla yang Gagal Terus-Terusan
Gagal lagi. Lagi. Dan lagi.
Untuk kali ketiga beruntun, masyarakat Indonesia dipaksa menyaksikan tim nasional arahan Luis Milla mengakhiri turnamen tanpa trofi. Pertama, timnas U-23 terpaksa gagal berlaga di Piala Asia U-23 karena tersingkir di kualifikasi.
Kedua, tim 'Merah-Putih' juga hanya membawa pulang medali perunggu di SEA Games. Dan hari ini (6/12/2017) kita sama-sama menyaksikan tim Garuda ditekuk Kyrgistan 0-1 di laga pamungkas Aceh Solidarity World Cup 2017.
Atas kekalahan itu, Evan Dimas dkk hanya menyegel posisi runner-up di klasemen akhir dalam turnamen yang berlangsung dengan sistem round-robin tersebut dengan nilai 6. Di lain pihak, Kyrgistan menjadi juara dengan raihan 9 poin dalam 3 pertandingan.
Sejak awal, tekanan untuk menjadi juara memang tidak terlalu besar mengingat ini hanya turnamen bertajuk solidaritas. Namun, tetap saja menjadi juara adalah keharusan karena kita bermain di rumah sendiri dan 'hanya' melawan tim yang juga tidak menurunkan kekuatan terbaiknya.
Luis Milla bisa menuding banyak faktor sebagai biang kerok kegagalan ini. Lapangan yang tidak sesuai standar, misalnya. Atau faktor komposisi skuat itu sendiri di mana ia masih melakukan sejumlah rotasi sehingga starting line-upidamannya belum terlihat sepanjang turnamen ini.
Apapun itu, kegagalan ini membuat tantangan Milla tahun depan kian berat. Pasalnya, 2018 akan menjadi tahun krusial bagi juru taktik asal Spanyol itu yang harus meloloskan timnas U-23 setidaknya ke semifinal Asian Games yang akan berlangsung di Indonesia.
Ya, di Asian Games tahun depan, Indonesia akan menjadi tuan rumah. Meski selama ini hasil pertandingan timnas belum memuaskan, target tinggi itu memang bisa dimengerti. Syukurnya, masih ada kurang lebih delapan bulan lagi bagi Milla untuk mempersiapkan timnya.
Selagi Asian Games berada di depan mata, Milla juga dibebani target meraih juara di Piala AFF 2018 bersama tim senior. Target itu menjadi terlihat amat berat karena rekam jejak Milla yang belum juga moncer bersama skuat Garuda.
Berdasarkan catatan kumparan.com (2/12/2017), sang pelatih utama timnas Indonesia itu bahkan tidak bisa bicara banyak ketika menangani tim di level Asia Tenggara, baik dalam turnamen sebenarnya maupun laga-laga uji coba.

Mengkhawatirkan? Pasti.
Bagi saya pribadi, pencapaian Milla yang ditunjuk pada Januari hingga nyaris penghujung tahun ini masih amat jauh dari ideal. Saya memang tidak berharap Milla menang di setiap laga yang dipimpinnya, apalagi ceh Solidarity World Cup 2017 memang hanya turnamen pemanasan untuk menyiapkan tim menuju pertarungan sebenarnya tahun depan.
Tetapi menyusul gaji Luis Milla yang menurut bolalob.com (27/1/2017) mencapai tiga kali jumlah yang diterima Alfred Riedl, adalah hal yang manusiawi jika kita juga menuntut prestasi yang tiga kali lebih baik daripada Riedl yang mengantar timnas senior dua kali menjadi runner-up Piala AFF.

Saya hanya membayangkan kalau Luis Milla adalah Indra Sjafri, mungkin ia sudah langsung dievaluasi dan kemudian dipecat oleh PSSI.
Tetapi PSSI dan sebagian besar masyarakat negeri ini tampaknya masih punya segudang kesabaran sambil berharap siapa tahu Luis Milla bisa memperbaiki rekor buruknya ini langsung di turnamen yang sebenarnya.
Semoga.
Sambutan di Bali Bikin Demerson Geleng-Geleng
Indonesia – Pemain anyar Bali United, Demerson Bruno Costa, mengaku terkesan terhadap keramahan warga lokal yang menyambutnya di Pulai Dewata. Anak asuh Widodo C. Putro sudah menjalani latihan rutin sejak Senin (4/12/2017) demi mempersiapkan diri menghadap babak play-off Liga Champions Asia.
Demerson yang diplot menggantikan peran Sylvano Comalius, menyatakan dirinya sudah tidak sabar segera merumput di pertandingan resmi. Mantan pemain Chapecoense tersebut juga tersangjung oleh sambutan para suporter Serdadu Tridatu selama mengikuti latihan.
baliutd.com
“Begitu resmi diperkenalkan, saya langsung menjalani latihan sore harinya. Suporter di sini sangat antusias mendukung tim berlaga. Sebagai pemain, pemandangan ini merupakan hal yang paling didambakan. Rasanya ingin cepat-cepat bertanding,” ujar Demerson.
“Selain suporter, sambutan yang saya terima dari rekan setim, jajaran pelatih, dan manajemen juga di luar dugaan. Keramahan mereka membuat saya seperti sudah lama tinggal di sini. Saya akan membayar kepercayaan mereka dengan performa di atas lapangan,” lanjutnya.
Awal Januari mendatang, Demerson dkk sudah dijadwalkan melakoni partai krusial melawan Tampines Rovers sebagai tahap awal menapaki Liga Champions Asia. Hingga saat ini, belum ditentukan di kandang siapa pertandingan akan digelar. Jika gagal, maka Bali United harus puas berlaga di kompetisi kasta kedua, AFC Cup, menemani Persija Jakarta yang sudah terlebih dahulu mengamankan satu tempat di fase grup.
Kisah Haru Bek Baru Bali United tentang Kecelakaan Pesawat yang Menewaskan 19 Rekannya
Bali United resmi memperkenalkan bek asing asal Brasil, Demerson Bruno Costa di Denpasar, Senin (4/12/2017) pagi.
Pemain multifungsi ini termasuk salah satu pemain klub kasta kedua asal Brasil, Chapecoense.
Pada November 2016, Chapecoense mengalami kecelakaan pesawat saat terbang ke Kolombia untuk melakoni final Copa Sudamericana kontra Atletico National.
Pesawat Lamia 2933 yang ditumpangi celaka dan dilaporkan 19 orang tewas.
Demerson selamat dari kejadian mengerikan tersebut.
Dia tidak dibawa karena mengalami cedera tersebut.
Mata Demerson berkaca kaca saat mengisahkan pengalaman mengerikan itu.
Semua awak media hening mendengar kisah Demerson yang selamat dari tragedi tersebut.
"Tidak ikut, hanya 22 pemain yang berangkat dan 19 meninggalkan dunia."
"Ketika dapat berita, pesawat kecelakaan, saya tidak percaya, dan rasa sangat menyedihkan," ungkap Demerson seperti dikutip SuperBall.id dan BolaSport.com dari Tribun Bali.
Satu tahun berlalu, kini Demerson bakal membela Bali United di Liga 1 2018.
Berdurasi kontrak selama satu musim, pemain 31 tahun ini ingin membuat sejarah baru bersama Serdadu Tridatu.

"Saya ke Bali United ingin membuat sejarah bersama Bali."
"Saya percaya kita bisa melakukan bersama sama," tekat Demerson.
Berita olah raga pertama di Indonesia yang menyajikan informasi sepak bola dan olah raga terkini.
Senin, 04 Desember 2017
Bali United resmi Dapatkan Eks Chapecoense
Pemain belakang asal Brasil yakni Demerson Bruno Costa resmi diumumkan sebagai pemain asing milik Serdadu Tridatu, julukan Bali United, untuk musim depan. Demerson merupakan rekrutan asing pertama milik Bali United untuk musim depan.
Sebelum bergabung dengan Bali United, Demerson memperkuat klub Malaysia, Sarawak FA musim lalu, ia juga pernah bergabung dengan klub Brasil, Chapecoense. Di Bali United, peman berusia 31 tahun tersebut akan diikat kontrak berdurasi satu tahun.
"Bagi kami, dia sangat cocok dengan gaya permainan kami. Selain itu, dia juga bisa bermain di dua posisi, yaitu sebagai bek tengah dan gelandang bertahan. Dari segi nilai kontrak pun sesuai dengan bujet kami," ujar pelatih Bali United, Widodo C Putro, dalam jumpa pers perkenalan Demerson, Senin (04/12/17) siang.

"Memang saya belum pernah lihat langsung. Tapi dari rekaman video yang saya lihat, saya yakin dengan kualitas dia. Saya juga sudah mengobrol dengan dia selama dua hari. Demerson memiliki sikap respek yang sangat luar biasa, dan itu yang dibutuhkan di Bali United," jelasnya.
Demerson pun mengaku bahagia dapat bergabung dengan Bali United untuk mengarungi ajang Liga 1 musim depan. Pemain kelahiran 16 Maret 1986 itu mengaku terkesan dengan dukungan luar baisa para pendukung setia Serdadu Tridatu.
"Terima kasih untuk semua pihak di Bali United. Saya akan mencoba memberikan yang terbaik, dan saya percaya kita bisa kembali meraih yang terbaik seperti musim lalu pada musim depan," ujar Demerson.
Jika mash penasaran bisa lihat Video dibawah ini :D
7 Rekor ini Bisa Disamai Bahkan Dipecahkan pada Piala Dunia 2018
Akhir tahun 2017 sudah di depan mata. Tahun depan, 2018, menjadi tahun yang ditunggu-tunggu oleh pencinta sepak bola di seluruh dunia.
Gelaran Piala Dunia 2018 akan digelar di Rusia dengan diikuti 32 negara peserta.
Turnamen sepak bola terbesar di dunia itu rencananya akan digelar pada 14 Juni - 15 Juli 2018.
Gelaran Piala Dunia dipenuhi banyak rekor dan ada yang berpeluang untuk dipecahkan.
Dilansir BolaSport.com dari Marca, inilah 7 rekor yang bisa dipecahkan atau disamai di Piala Dunia 2018.
7. Rekor Juara
Brasil saat ini memegang rekor sebagai negara terbanyak yang memenangi Piala Dunia.
Franz Beckenbauer sebagai kapten timnas Jerman (Barat) memegang trofi Piala Dunia 1974 setelah menekuk Belanda di Olimpiastadion, Muenchem.STF / AFP
Jerman menjadi pesaing terdekat Brasil dengan 4 Gelar.
Tim Panzer bisa saja menyamai rekor Brasil jika memenangi Piala Dunia 2018.
6. Juara Beruntun
Lagi-Lagi soal Brasil dan Jerman, Tim Samba menjadi negara terakhir yang memenangi Piala Dunia secara beruntun (1958-1962).
Sebelumnya Italia pernah melakukannya pada tahun 1934 dan 1938.
Jika Jerman menangi Piala Dunia 2018, Tim Panzer akan bergabung dengan Brasil dan Italia.
5. Penampilan di Piala Dunia
Antonio Carbajal (Meksiko) dan Lothar Matthaeus (Jerman) punya rekor khusus di Piala Dunia.
Rafael Marquez saat jumpa pers di Stadion Las Dunas, Brazil, menjelang putaran final Piala Dunia 2014.YURI CORTEZ / AFP
Mereka menjadi pemain yang tampil dalam 5 Piala Dunia yang berbeda.
Hanya Rafael Marquez (Meksiko) yang berpeluang menyamai rekor tersebut.
4. Gol di Piala Dunia
Miroslav Klose, Pele, dan Uwe Seller juga punya rekor spesial di ajang Piala Dunia.
Mereka mencetak gol dalam 4 gelaran Piala Dunia yang berbeda.
Fernando Torres dan David Villa berpose sambil membentangkan bendera Spanyol usai menjuarai Piala Eropa, 29 Juni 2008.DOK. BOLA
Tim Cahill (Australia), Rafael Marquez (Meksiko), Cristiano Ronaldo (Portugal), dan David Villa (Spanyol) menjadi pemain yang berpeluang samai rekor tersebut.
3. Pencetak Gol Terbanyak
Miroslav Klose menjadi pencetak gol terbanyak di ajang Piala Dunia.
Gelandang timnas Jerman, Julian Draxler (kedua dari kiri) melakukan selebrasi bersama rekan setimnya, Thomas Mueller (kiri) dan Mesut Oezil, seusai mencetak gol ke gawang timnas Norwegia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 di Stuttgart, Jerman, pada 4 Septemer 2017.THOMAS KIENZLE/AFP
Miroslav Klose telah mencetak total 16 gol di Piala Dunia.
Thomas Mueller menjadi yang berpeluang memecahkan rekor tersebut dengan 10 gol, bukan tidak mungkin kan?
2. Assist Terbanyak
Lagi-lagi Thomas Mueller jadi yang berpeluang memecahkan rekor assist di Piala Dunia.
Diego Maradona mencium trofi Piala Dunia setelah membawa timnas Argentina memenangi final lawan Jerman di Azteca Stadium, Mexico City, 29 Juni 1986.STAFF / AFP
Mueller telah mencetak 6 assist di Piala Dunia.
Rekor terbanyak adalah Diego Maradona(8), Grzegorz Lato dan Pierre Littbarski (7).
1. Rekor Kartu Merah
Tak hanya rekor bagus, ada rekor buruk yang bisa kembali tercipta, kartu merah.
Pemain timnas Brasil, Paulinho (kiri), merayakan gol bersama rekan setimnya, Neymar, seusai mencetak gol ke gawang Ekuador dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018 di Porto Alegre, Brasil, pada 31 Agustus 2017.NELSON ALMEIDA/AFP
Brasil menjadi yang paling banyak mengumpulkan kartu merah di Piala Dunia (11).
Argentina (10) dan Uruguay (9) menyusul di belakang Brasil.
Inilah 5 Pemain Timnas Indonesia yang Pernah Cetak Gol Atas Nama Negara Lain
Namanya juga pemain profesional, pernah berlaga membela negara lainnya pula
Dalam dunia sepakbola dunia, ternyata bukan hanya pemain naturalisasi yang pernah membela Indonesia sekaligus negara lain. Pada kenyataannya, beberapa pemain Timnas Indonesia pun pernah begitu.
Ya, mereka pernah membobol gawang lawan atas nama bangsa lain, bukan tanah air kita tercinta. Meskipun begitu, kiprahnya di Timnas juga nggak bisa dianggap remeh, pun mereka berhasil membawa nama Timnas melambun tinggi. Siapa saja kira-kira mereka yang dimaksud di atas? Simak dalam ulasan berikut.
1. Christian ‘El Loco’ Gonzales, Membela Timnas Uruguay
Siapa yang nggak kenal dengan striker andalan tanah air ini? Meski dirinya bukan penduduk asli Indonesia, namun banyak orang yang mengapresiasi jasanya untuk tanah air.
Gonzales Timnas [image source]
2. Raphael Maitimo, dari Belanda Menuju Bandung
Mungkin sebagian besar orang mengenal Maitimo karena ia pemain naturalisasi. Padahal, jika dilihat kiprahnya, ia merupakan pencetak gol terbanyak untuk Persib Bandung pada musim ini.
Maitimo Timnas [image source]
3, Stefano Lilipaly, Berjuang Bersama Maitimo
Sama seperti Maitimo yang pernah membela Timnas Belanda, Lilipaly pun begitu. Dilansir dari bolasport.com, ia juga pernah ikut andil dalam tim junior Belanda tersebut.
Lilipaly Timnas [image source]
4. Ezra Walian, Asli Indonesia yang Membela Negara Lainnya
Berbeda dengan pemain-pemain di atas yang memang kebanyakan bukan orang asli Indonesia. Ezra merupakan pesepakbola yang lahir di Indonesia, namun menandatangani kontrak dengan Timnas Belanda U-17 pada tahun 2013.
Walian Timnas [image source]
5. Illija Spasojevic, Membela Tiga Negara
Tak tanggung-tanggung, Spasojevic yang dikenal di Indonesia melalui kiprahnya bersama Timnas, ternyata pernah membela tiga negara yang berbeda. Pertama, ia bermain bersama para rekannya atas nama Timnas Serbia-Montenegro U-17 dan U-19.
Spasojevic Timnas [image source]
Itulah kelima pemain Timnas Indonesia yang pernah membela negara lain selama hidupnya di dunia persepakbolaan. Meski bisa dibilang mereka membelot dari tanah air, namun jasa mereka untuk Indonesia sangat bisa diperhitungkan dan membawa nama bangsa kita tercinta semakin melambung tinggi.
Langganan:
Postingan (Atom)