Minggu, 18 Februari 2018

Perjalanan Karir Super Simic

Hasil gambar untuk marko simic
Nama Marko Simic menjadi perbincangan di dunia pesepakbolaan indonesia akhir akhir ini setelah tampil luar biasa di kompetisi pramusim Piala Presiden 2018. Dia berhasil membukukan 11 gol hanya dalam 7 pertandingan saja itu merupakan hasil yang sangat luar biasa mengingat dia baru pertama kali bermain di Indonesia. perolehannya jauh diatas Stefano Lilipaly dan Greg Nwokolo yang hanya mencetak 5 gol dan 4 gol.
Torehan ini membuat Super Simic menyabet 2 gelar individu di Piala Presiden sekaligus membawa tim berjuluk Macan Kemayoran Menjadi Jawara Piala Presiden.
Hasil gambar untuk persija juara pilpres
   

Skill olah bolanya yang jago ternyata memang sudah terlihat sejak ia masih muda. Di usianya yang muda, Marko diikutsertakan kedalam tim Kroasia U-21, dimana ia bermain dengan pemain kelas dunia seperti Ivan Rakitic, Ivan Perisic, Dejan Lovren dan Mario Mandzukic. Walaupun bisa dibilang tergabung dalam generasi emas Kroasia, Marko memiliki jalan yang berbeda dengan kompatriotnya di timnas. Melalui data dari transfermarkt.com , Marko menghabiskan waktu mudanya di Eropa Tengah sebelum nasib membanya ke Asia. Malang melintang di negeri , Marko pindah ke Malaysia sebelum akhirnya berseragam Persija sekarang.
Simic tercatat pernah menjadi bagian dari timnas U-21 Kroasia pada 2009 hingga 2010. Pada 2010, Simic terpilih masuk dalam skuad Kroasia U-21 yang tampil pada Kualifikasi Piala Eropa U-21 edisi 2011.
Menurut Simic, masa-masa terbut jadi yang paling indah dalam kariernya. Sebab, dia bermain untuk tim yang sangat kuat, terdapat beberapa pemain top dalam skuad timnas U-21 Kroasia yang saat ini bersinar di Eropa.
"Saya bermain dengan Dejan Lovren (Liverpool), Sime Vrsaljko (Atletico Madrid), Milan Badelj (Fiorentina), Ivan Perisic (Inter Milan), Mario Mandzukic (Juventus) dan juga Ivan Rakitic dari Barcelona," kata Simic mengenang.
"Itu adalah momen paling indah dalam hidup saya," tuturnya.
Dengan materi pemain yang mewah tersebut, Simic dan kolega berjumpa timnas U-21 Spanyol untuk berebut satu tiket lolos ke putaran final Piala Eropa U-21 2011. Saat itu, La Rojita, julukan Spanyol U-21 ditangani oleh Milla, yang kini jadi pelatih timnas Indonesia.
Simic dan Kroasia U-21 tak mampu berbuat banyak melawan Javi Martineza cs. Dalam dua laga play-off, Simic dan kolega kalah dengan skor 1-2 serta 0-3.
Pemain yang sudah mendapatkan julukan Super Simic (bukan “Kosim”) dari Jakmania ini sedang menikmati masa emasnya bersama Persija. Walaupun sekedar turnamen pra-musim, raihan juara di dua turnamen (Boost Sportsfix dan Piala Presiden) telah membuktikan jika kata “Super” pantas melekat dinamanya. Patut ditunggu gebrakan Macan Kemayoran bersama Marko Simic di Liga 1 nanti.

Selasa, 13 Februari 2018

Komentar WCP Dan Pelatih Yangoon United setelah pertandingan

Hasil gambar untuk bali united vs yangon united

Tim sepak bola Bali United menelan kekalahan saat melawan Yangon United dengan skor 3-1 dalam laga perdana babak penyisihan Piala AFC 2018 di Stadion I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa.
Sejak awal pertandingan, tim Bali United sudah mendapat tekanan bertubi-tubi dari Yangon United. Bahkan permainan bola lebih banyak berada di mulut gawang Bali United.
Dengan pertandingan yang begitu ketat, kedua tim berusaha saling serang dan mengiring bola ke depan gawang lawan. Namun pada menit ke-14, permain Yangon United dengan nomor punggung 88 Emmanuel Ikechukwu mampu menjebol gawang Bali United yang di kawal Kadek Wardana.
Tendangan yang membobol tim Bali United tersebut berkat umpan panjang dari pemain MG Lwing, sehingga dengan mudah Emmanuel Ikechukwu memasukkan bola ke tim pasukan "Tridatu" (Bali United).
Pada laga tersebut, Bali United menurunkan banyak pemain pelapis. Hanya satu pemain asing yang dimainkan, yakni Kevin Brands.
Selanjutnya pada menit ke-17 gawang Bali United dibobol Yangon United berkat sundulan Sekou Sylla berkat umpan MG Lwing. Hanya berselang empat menit, tim tamu menambah keunggulan kembali lewat gol dari Sekou Sylla atas umpan dari Emmanuel Ikechukwu, sehingga gol menjadi 3-0 untuk keunggulan Yangon United.
Berkat kerja keras tim Bali United dalam upaya mengejar ketertinggalan akibat gempuran lawan bertubi-tubi, pemain Gede Sukadana mampu mencetak gol untuk memperkecil kekalahan pada menit ke-44. Sehingga kedudukan berubah menjadi 3-1.
Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro mengakui lawannya lebih unggul dalam pertandingan kali ini. Namun pemain anak asuhnya sudah berusaha mengimbangi dengan serangan tendangan panjang.
"Pemain Bali United sudah berusaha melakukan perlawanan, namun hasil akhirnya kami harus mengakui kekalahan tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan atas kekalahan ini pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap pemain dan strategi dalam pertandingan selanjutnya, sebab dalam pertandingan kejuaraan AFC ini masih ada lima pertandingan yang harus dilakukan tim Bali United.
"Kami akan melakukan evaluasi mengenai strategi yang harus dilakukan dalam menghadapi pertandingan selanjutnya. Kami pun akan mencari strategi-strategi yang lain dalam pertandingan ke depan," ujarnya.
Sementara itu, tim pelatih Yangon United, Myo Min Tun mengatakan dalam pertandingan ini membawa keberuntungan, sehingga memenangkan pertandingan menghadapi Bali United di kandangnya sendiri.
"Pemain kami mulai awal sudah membaca strategi yang dilakukan Bali United, sehingga tim kami terus memanfaatkan dan mengeksplor pengambilan bola yang dilakukan Bali United. Kami mengakui Bali United tim tangguh. Namun pemain kami terus melakukan serangan, sehingga mampu membobol gawang Bali United tiga gol," katanya.